5 hal penting yang perlu diketahui para pemula distro Linux

Jika Anda adalah orang yang baru saja berpindah GNU/Linux dari Windows, ada beberapa hal penting yang perlu Anda ketahui tentang GNU/Linux. Lingkungan di Windows sangat berbeda dengan GNU/Linux oleh karena itu, kita perlu mempelajari perbedaan yang ada agar kita bisa menggunakan GNU/Linux secara efektif.

Berikut ini adalah beberapa hal penting yang perlu diketahui oleh setiap pemula di GNU/Linux (distro Linux):

Drive atau partisi di GNU/Linux tidak memakai huruf, tetapi memakai mount point

Biasanya, hal pertama yang dilakukan oleh pengguna pemula adalah mengecek file-file mereka di hard disk, apakah baik-baik saja dan masih di tempat yang sama, atau tidak. Namun, kebanyakan dari mereka akan menjadi bingung, “…di mana file penting saya?” atau “di mana project saya tersimpan?” dan pertanyaan sejenis akan muncul karena tidak menemukan apa yang mereka cari. Di sinilah letak perbedaannya, di GNU/Linux drive-nya tidak menggunakan huruf-huruf, seperti (C:) atau (D:) seperti yang ada di Windows. GNU/Linux menggunakan sistem mount point. Jika di Windows ada “C:\” maka di Linux ada “/” (root) yang merupakan top level dari seluruh file system.

GNU/Linux akan me-mount atau menyajikan sebuah drive ke dalam direktori file system (“/”) khusus. Perangkat yang dapat di-mount selain hard drive adalah CD-ROM, USB Flash drive, sebuah direktori, dan juga sebuah file (misalnya file .ISO). Semua mount point bisa diakses dari dalam root (“/”). Jika Anda mencolokkan sebuah USB flash disk, maka flash disk tersebut (biasanya) akan di-mount di /media/namadrive. Dan jika di Windows ada D:\ untuk menyimpan data – data pengguna, maka di Linux ada /home (dibaca: “slash home”).

Tidak ada registry di Linux

Registry di Windows adalah sebuah file database terpusat yang berisi semua informasi dan konfigurasi yang dibutuhkan untuk pengaturan sistem Windows dan program-program yang ter-install. Registry menyimpan informasi tentang konfigurasi pengguna, program yang ter-install dan driver hardware. Registry mengontrol seluruh fungsi Windows, oleh karena itu registry yang corrupt dapat menyebabkan sistem melambat, munculnya pesan error, dan yang paling parah adalah merusak seluruh sistem.

GNU/Linux tidak punya registry. GNU/Linux tidak menyimpan semua konfigurasi sistem ke dalam sebuah file database tunggal seperti yang dilakukan oleh Windows. Oleh karena itu GNU/Linux tidak akan mengalami kegagalan sistem seperti yang terjadi pada Windows kalau registry-nya rusak.

GNU/Linux menyimpan konfigurasi sistem yang disimpan sendiri-sendiri (bukan file tunggal/pusat) dan biasanya adalah sebuah file teks (biasanya memiliki ekstensi .conf) dan mudah untuk di-edit karena hanya butuh text editor. Jika ingin menelusuri konfigurasi sistem pada GNU/Linux Anda dapat mengeceknya di direktori /etc, sedangkan jika Anda ingin mengecek konfigurasi yang berasal dari user biasanya tersimpan pada /home.

Sebagian besar software berasal dari repositori

Di GNU/Linux, terutama distro-distro populer seperti Debian dan turunannya, memiliki konsep “software repositori”. Itu adalah sistem di mana program – program dikumpulkan secara terpusat untuk dikelola oleh pengembang program. Dengan begitu, Anda tidak harus men-download aplikasi aneh aneh di situs yang tidak jelas seperti yang sering dilakukan oleh sebagian pengguna Windows. Bisa jadi program tersebut telah disusupi program jahat yang mengancam kestabilan sistem.

Ubuntu mempunyai Ubuntu Software Center, yaitu program yang berguna untuk meng-install, menghapus, dan mendapatkan tentang informasi yang Anda butuhkan sebuah aplikasi.

Cara pakainya cukup mudah, cukup jalankan Ubuntu Software Center, lalu cari program apa yang ingin Anda install. Begitu juga kalau ingin menghapus program.

Jangan login sebagai root

Ini sudah sangat umum terjadi, pengguna Windows akan login sebagai Administrator setiap kali menjalankan Windows mereka. Dan dengan alasan ini juga, Windows menjadi sangat mudah terinsfeksi virus dan malware. Dengan login sebagai administrator, berarti Anda menggunakan kekuasaan sepenuhnya, begitu pun dengan program di dalamnya, ia akan melakukan apapun yang dia inginkan.

Di GNU/Linux, akun Administrator dikenal sebagai “root”, dan Anda hanya akan menggunakan “kekuasaan” root hanya kalau diperlukan saja, misalnya ketika akan mengubah konfigurasi sistem, meng-install atau menghapus program. Dan memang harusnya seperti itu, kita tidak perlu login sebagai root setiap kali menjalankan GNU/Linux.

Mintalah pertolongan jika mendapat masalah

Anda baru menggunakan GNU/Linux? Mendapatkan masalah? Jangan ragu ragu untu meminta pertolongan kepada komunitas pengguna distro Linux, setiap pertanyaan Anda pasti akan menemukan jawabannya, InsyaAllah 😀