Mengenai iPhone ‘refurbished’ atau rekondisi

Akhir-akhir ini ada cukup banyak laporan keluhan dari pengguna iPhone (seri lawas) yang saya temukan bertebaran di media sosial. Beberapa bahkan sempat masuk ke inbox email saya. Keluhan paling umum adalah iPhone yang katanya “baru” dibeli itu sudah cepat lowbatt, cepat panas, sering restart dengan sendirinya, charging-nya lama, dan lain-lain.

Setelah saya teliti lebih jauh, ternyata iPhone yang bermasalah itu tidak lain adalah barang refurbished. Yang berarti, tidaklah benar-benar 100% baru.

Apa itu iPhone refurbished atau rekondisi?

Pada dasarnya, barang refurbished (atau disebut juga rekondisi) adalah barang bekas pakai yang sudah repackage (dipaketkan ulang) seperti baru untuk dijual kembali. Barang rekondisi biasanya sudah pernah rusak (dengan berbagai tingkat kerusakan) dan telah diganti dan diperbaiki komponen yang rusaknya tersebut agar bisa dipakai normal kembali.

Pada konteks iPhone, iPhone rekondisi artinya iPhone yang sudah diperbaiki kerusakannya dan dipaketkan ulang untuk dijual kembali.

Jenis atau asal iPhone rekondisi

Secara umum, iPhone rekondisi artinya iPhone yang pernah bermasalah yang kemudian diperbaiki dan dijual kembali. Namun, yang namanya rekondisi prosesnya tetap ada prosedurnya.

Rekondisi resmi dari Apple

Sebenarnya Apple juga menjual produk-produk yang sudah direkondisikan. Produk rekondisi yang resmi dari Apple ini namanya “Apple Certified Refurbished”.

Apa itu Apple Certified Refurbished? Itu adalah sebutan untuk produk-produk/unit yang sudah pernah dimiliki orang lain (bekas) yang dikembalikan ke Apple karena adanya masalah atau kecacatan pada produk tersebut.

You will receive a “like new” device with genuine Apple replacement parts (as needed) that has been thoroughly cleaned and inspected.

Setiap unit yang direkondisi (dari Apple)…

  1. telah melewati proses pengujian yang ketat,
  2. memiliki komponen pengganti yang original (sama dengan bawaan) dan juga telah diuji,
  3. telah dibersihkan dengan baik,
  4. dipaketkan ulang dengan kotak baru (putih) dengan isi yang original (buku manual, kabel, charger, dll),
  5. memiliki serial number yang baru dan terdaftar secara resmi oleh Apple,
  6. mendapatkan garansi resmi dari Apple selama satu tahun.

Jadi, ketika Anda membeli sebuah produk rekondisi yang resmi dari Apple, maka Anda akan mendapatkan sebuah barang bekas yang berkualitas tinggi layaknya baru.

Rekondisi dari distributor/toko

Selain resmi dari Apple, yang juga biasa melakukan rekondisi adalah distributor (pihak yang mengimpor/mendistribusikan) dan juga toko-toko.

Tapi, ada perbedaan yang mendasar dari Apple dan distributor/toko, terutama dari komponen yang digunakan.

Ketika perangkat milik Anda bermasalah saat dalam masa garansi dan Anda melakukan klaim garansi ke operator atau distributor resmi, kemungkinan besar Anda akan mendapatkan unit baru alias perangkat Anda diganti dengan yang baru (kalau memenuhi syarat). Nah, perangkat Anda yang bermasalah tersebut akan langsung dikirim ke pihak Apple (atau teknisi khusus yang resmi) untuk ditangani dan nantinya akan melewati proses refurbish, seperti yang saya sebutkan di atas.

Lalu bagaimana kalau iPhone-nya sudah lawas (tidak diproduksi lagi) atau garansi resmi dari Apple sudah habis? Distributorlah yang bekerja.

iPhone rusak-dan-habis-masa-garansi yang masih di tangan distributor atau toko biasanya diakali sedemikian rupa untuk bisa dijual kembali. Tentu saja caranya adalah dengan melakukan rekondisi dengan menggunakan komponen pihak ketiga (OEM) yang cukup banyak tersedia dan mudah didapatkan di toko-toko yang menjual spare part perangkat Apple. Pesoalan kualitas, komponen yang asalnya dari pihak ketiga ini bisa bervariasi juga. Ada yang kualitas tinggi ada juga yang rendah.

Kekurangan iPhone rekondisi

Yang namanya rekondisi pasti ada kekurangannya. Tetapi untuk yang berstatus “Apple Certified Refurbished” Anda tidak perlu ragu untuk membelinya. Kualitasnya terjamin dan bergaransi pula.

Tapi untuk rekondisi dari distributor/toko, di situ saya kadang merasa sedih. Kualitas barangnya sangat kacau. Biasanya komponen yang digunakan cepat kambuh masalahnya, dan pengerjaan untuk bagian dalam perangkat seadanya.

Kontrol kualitas? Pengujian yang ketat? Jangan harap.

Mengidentifikasi iPhone rekondisi

Tahun pembuatan
Pertama, Anda harus tahu apa jenis iPhone yang Anda incar, atau akan Anda beli. Setelah tahu dengan pasti jenis atau serinya, Anda bisa tahu kapan iPhone jenis itu diluncurkan. Sebagai contoh:

  • iPhone 4 diluncurkan tahun 2010,
  • iPhone 4S tahun 2011,
  • iPhone 5 tahun 2012,
  • iPhone 5s dan 5c tahun 2013.
  • dan seterusnya.

Dari situ Anda sudah punya gambaran sudah berapa lama sebuah seri iPhone beredar/dipasarkan. Biasanya, setiap kali sebuah seri baru diperkenalkan maka seri sebelumnya akan dihentikan produksinya. Oleh karena itu, kalau Anda melihat ada sebuah dus iPhone 4S yang terbungkus rapi lengkap dengan segelnya, maka bisa dipastikan kalau isinya adalah sebuah iPhone rekondisi. Karena sejak artikel ini ditulis (April 2015) mulai dari iPhone 5 sampai dengan iPhone 4 sudah dihentikan produksinya. Artinya, seri-seri tersebut sudah tidak ada barunya lagi.

Kondisi dus
Periksa dus yang datang bersama iPhone-nya. iPhone rekondisi yang diakui adalah yang berstatus “Apple Certified Pre-Owned” yang dusnya berwarna putih bersih, contohnya seperti pada gambar di bawah ini.

Apple Certified Pre-Owned

Tapi kalau ada iPhone 6 yang masih tersegel dalam dus tetapi dusnya yang seperti biasa (bukan putih seperti di atas) itu artinya iPhone-nya direkondisi sendiri, biasanya oleh distributor atau toko-toko, bukan resmi dari Apple.

Serial Number / IMEI
Serial Number atau nomor IMEI mengandung informasi yang bisa menentukan apakah iPhone tersebut adalah rekondisi atau bukan. Oleh karena itu, catat keduanya untuk diperiksa, terutama kalau Anda membelinya secara online.

Serial Number iPhone yang dimulai dengan “5K” dipercayai sebagai tanda bahwa iPhone tersebut sudah melewati proses refurbish alias rekondisi

Kalau Anda akan membeli sebuah iPhone (yang dicurigai rekondisi) yang masih dalam dus, dan Anda boleh membukanya sebelum dibeli, periksalah Serial Number atau IMEI yang tercantum pada dus dengan Serial Number yang ada pada bodi iPhone. Kalau berbeda, bisa dipastikan kalau iPhone tersebut rekondisi atau dus dari iPhone tersebut bukanlah dus originalnya. Tapi kalau dusnya tidak boleh dibuka, sayang sekali, Serial Number atau IMEI yang bisa Anda andalkan hanyalah yang tertera di dus saja. Berharap saja kalau dusnya masih asli/bawaan.

Periksa Serial Number atau IMEI yang Anda catat itu (diutamakan yang dari bodi atau dari Settings > About) ke halaman Check Your Service and Support Coverage milik Apple.

iPhone rekondisi yang diakui (pre-owned) memiliki garansi resmi 1 tahun dari Apple. Masa garansi tersebut mulai berjalan sejak iPhone-nya diaktifkan.

Tetapi kalau seandainya iPhone yang Anda periksa sudah habis masa garansinya, bisa dipastikan kalau itu adalah hasil rekondisi sendiri.

Rekondisi vs. Bekas/second

Ini banyak yang tanya, “mendingan mana beli yang masih “baru” tersegel atau yang bekas?”

Saran saya, kalau memang tidak bisa beli baru, cari yang bekas saja daripada yang rekondisi. Maksudnya, bekas pakai dari orang lain yang dipakai sendiri, misalnya punya saudara, teman atau siapa saja yang masih bisa dijamin keasliannya. Dengan begitu setidaknya ada keyakinan bahwa iPhone-nya asalnya dari pembeli pertama.

Tambahan

Kalau ada yang mau menambahkan atau menceritakan pengalamannya, silakan beri komentar di bawah 🙂